Senin, 04 Desember 2017

MAKALAH MSDM

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Banyak sumber mengenai istilah manajemen secara etimologis, diantaranya istilah manajemen berasal dari bahasa latin manus yang berarti “tangan” (Online Etymology), dalam bahasa italia maneggiare berarti “mengendalikan”, kemudian bahasa prancis management yang berarti “seni melaksanakan dan mengatur” (Oxford English Dictionary), sedangkan dalam bahasa inggris istilah manajemen berasal dari kata to manageyang berarti mengatur. Pengaturan yang dilakukan melalui proses aktivitas dan diatur berdasarkan urutan dan fungsinya dinamakan Manajemen. Jadi managemen itu suatu proses untuk mewujudkan keinginan yang hendak dicapai atau diinginkan oleh sebuah organisasi, baik organisasi bisnis, organisasi sosial, organisasi pemerintah dan sebagainya.
Teori manajemen yang ada sekarang ini merupakan hasil sebuah proses evolusi sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu manajemen telah mengalami perkembangan yang pesat. Pendekatan manajemen memberikan gambaran tentang bagaimana teori-teori manajemen berkembang sedemikian rupa mulai dari zaman ketika manajemen lahir sampai sekarang.Teori manajemen dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena manajerial yakni kerja sama organisasional untuk mencapai tujuan organisasional. Dengan adanya manajemen dapat memudahkan kita memanajemen orang, sumber-sumber yang lain dan tugas agar tujuan organisasional tercapai dengan efektif.
B.   Rumusan Masalah
1.     Bagaimana latar belakang sejarah manajemen ?
2.     Bagaimana pengertian manajemen secara umum dan menurut beberapa ahli ?
3.     Apa saja fungsi-fungsi manajemen ?
4.     Bagaimana sifat dan tipe seorang manajer yang baik ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Sejarah Manajemen
Mempelajari sejarah manajemen dapat membantu kita memahami lebih banyak teori dan praktik manajemen modern, usaha-usaha terorganisasi yang diarahkan dan diatur oleh orang-orang yang bertanggung jawab menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, penataan, kepemimpinan, dan pengendalian telah ada sejak ribuan tahun yang silam. Bngunan-bangunan piramida di Mesir dan Tembok Raksasa Cina, merupakan bukti-bukti nyata yang menunjukkan bahwa proyek-proyek berskala mega yang mempekerjakan puluhan ribu manusia pernah dijalankan, dan berhasil diselesaikan di zaman kuno.Bangunan piramida di Mesir adalah contoh yang luar biasa.Pembangunan piramida melibatkan lebih dari 100.000 orang dan berlangsung selama 20 tahun. Siapaorang yang bertanggung jawab memberitahukan para pekerja hal-hal apa yang harus dikerjakan? Siapa orang yang bertanggung jawab memastikan tetap tersedianya batu bagi para pekerja sehingga mereka tidak berhenti bekerja?Jawabanya adalah para manajer. Terlepas dari apa sebutan bagi mereka pada masa itu, orang-orang ini harus merencanakan pekerjaan apa yang harus diselesaikan, menata orang-orang dan bahan-bahan baku, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menerapkan suatu bentuk control untuk memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai rencana.
Contoh lain manajemen di masa lampau dapat dijumpai pada era 1400-an di kota Vanesia, Italia, yang pada masa itu merupakan pusat perdagangan dan perekonomian di benua Eropa. Orang-orang Vanesia telah mengembangkan sebuah bentuk awal perusahaan bisnis dan menjalankan kegiatan yang umum dijumpai di dalam organisasi masa kini. Sebagai contoh, di gudang senjata (Arsenal) kota Vanesia, kapal-kapal perang dihanyutkan secara perlahan menyusuri sebuah kanal, dan pada tiap-tiap pemberhentian di sepanjang kanal, layar, tiang-tiang, dan berbagai komponen lainnya dipasangkan kekapal. Hal ini seperti mobil-mobil yang dihanyutkan menyusuri jalur perakitan (assembly line) di pbrik, dimana pada setiap simpul kerja jalur komponen-komponen mobil akan dipasang. Selain itu orang-orang Venesia telah menggunakan gudang-gudang penyimpanan (warehouse) dan sistem inventarisasi barang persediaan untuk memantau penggunaan bahan-bahan, menjalankan fungsi-fungsi SDM untuk pengelolaan buruh dan menerapkan sistem akuntasi untuk mencatat dan memperhitungkan pendapatan dan biaya.
Ada dua kejadian yang patut mendapatkan perhatian khusus dalam sejarah manajemen. Pertama, pada 1776, Adam smith menerbitkan karyanya yang beerjudul The Wealth of Nations, dalam tulisan itu menggagas manfaat yang dapat diperoleh organisasi dan masyarakat pada umumnya dari penerapan pembagian kerja (division of labor) atau spesialisasi kerja yaitu pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam bidang-bidang yang sempit dan khusus, serta dilakukan secara berulang-ulang.
Kejadian penting yang kedua yaitu revolusi industry.Dimulai dari akhir abad kedelapanbelas, ketika tenaga mesin telah menggeser peran tenaga manusia, perusahaan mendapat bahwa lebih ekonomis untuk memanufaktur (memproduksi) barang dipabrik ketimbang dirumah. Pabrik-pabrik besar yang beroperasi membutuhkan orang-orang untuk meramalkan permintaan barang, memastikn tersediannya bahan baku yang memadai, memberikan penugasan kepada para buruh, mengelola kegiatan harian dan lain-lain. Orang-orang ini adalah para manajer, dan mereka perlu adanya teori-teori formal yang dapat dijadikan panduan dalam menjalankan organisasi-organisasi besar semacam dipabrik.[1][i]
B.      Pengertian Manajemen secara umum dan para ahli
Manajemen berasal dari kata “manus”, yang berarti “to control by hand” atau “gain result” manajemen mencakup, pertama “the achievement of result” dan kedua “personal responsibility by the manager for result being achieved”. Kata “manajemen (managemen) mempunyai beberapa arti tergantung pada konteksnya. Dalam bahasa inggris, manajemen berasal dari kata kerja to manage yang dalam bahasa Indonesia dapat berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, mengelola, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin (John M.Echols dan Hasan Sadily, 2005: 372). Manajemen juga memiliki beberapa pengertian diantaranya :
1.     Manajemen mempunyai pengertian secara universal, artinya manajemen dapat diterima secara umum dan berlaku untuk semua orang secara luas;
2.     Manajemen mempunyai pengertian sangat luas, maksudnya bahwa manajemen tidak terbatas yang ada dalam segala aspek kehidupan manusia;
3.     Manajemen sulit untuk diartikan, maksudnya bahwa pengertin manajemen selalu berbeda-beda menurut sudut pandang masing-masing, sehingga belum ada kesepakatan mengenai sudut pandang yang baku;
4.     Manajemen selalu berkembang dan mencari pendekatan-pendekatan dengan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dengan berbagai pendekatan dan penelitian.
Dengan demikian para pakar sudah memikirkan pendekatan-pendekatan untuk mencari pengertian yang bisa menggambarkan atau memberikan penjelasan agar dapat dimengerti oleh siapa saja yang ingin mempelajari tentang manajemen.
a.)   Mary Parker Follet (1868 – 1933) berpendapat bahwa  :
Manajemen adalah sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dia mengartikan manajemen yang menitik beratkan pada seninya, di mana praktik atau implementasi membuat system yang baik dan benar.[2]
b.)   Hasibuan berpendapat bahwa :
Manajemen adalah seni untuk mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan karyawan dan masyarakat.[3]

c.)   Abdul Choliq berpendapat bahwa :
Kata “manajemen (managemen) mempunyai beberapa arti tergantung pada konteksnya. Dalam bahasa inggris, manajemen berasal dari kata kerja to manage yang dalam bahasa Indonesia dapat berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, mengelola, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin.
Manajemen sumber daya manusia adalah orang yang bekerja dalam organisasi atau orang yang melakukan berbagai aktifitas untuk mencapai tujuan organisasi.[4]
Dari ketiga ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Manajemen jelas sebagai seni,dan hal itu ditegaskan oleh Mary Parker Follet, bahwa manajemen sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang.
Hasibuan menyebutkan bahwa seni adalah sesuatu kreativitas pribadi yang kuat disertai keterampilan.Terkait dengan manajemen, selanjutnya Hasibuan menjelaskan bahwa seni manajemen meliputi kecakapan untuk melihat totalitas dari bagian-bagian yang terpisah dan berbeda-beda, kecakapan untuk menciptakan sesuatu gambaran tentang visi tertentu, kecakapan untuk menyatukan visi tersebut dengan skills yang efektif.
Abdul Cholic, Manajemen tersebut menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki ilmu dan seni tersendiri dalam menggerakkan orang, terutama dalam rangka menetapkan tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi, mengenai perbandingan penjelasan MSDM dari ketiga tokoh diatas dapat kami simpulkan bahwa pada dasarnya MSDM itu adalah suatu proses dimana dalam melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu dan efektif  itu butuh kerja sama dan kekreatifan.
C.          Fungsi-fungsi Manajemen
Pada awal abad ke-20 seorang industriawan perancis bernama Henry Fayol mengusulkan bahwa semua manajer melakukan lima fungsi manajemen yaitu: merancang, mengorganisasikan, memerintah, mengoordinasi dan mengendalikan. Pada prinsipnya bahwa fungsi-fungsi manajemen yang telah dikemukakan oleh para penulis secara umum mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a.     Planning (perencanaan) merupakan suatu kegiatan membuat tujuan organisasi dan diikuti berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Perencanaan menyiratkan bahwa manajer terlebih dahulu memikir dengan matang tujuan dan tindakannya. Biasanya tindakan manajer itu berdasarkan atas metode, rencana atau logika tertentu, bukan suatu firasat.
b.     Organizing (pengorganisasian) merupakan suatu kegiatan pengaturan pada sumer daya manusia yang tersedia dalam organisasi untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan organisasi. Pengorganisasian berarti bahwa manajer mengoordinasikan sumber daya manusia serta sumber daya bahan yang  dimiliki organisasi bersangkutan agar pekerjaan rapi dan lancer.
c.      Leading of actuiting (kepemimpinan) berfungsi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, dan dinamis. Kepemimpinan termasuk didalamnya pergerakan (actuiting) yaitu melakukan pergerakan dan memberikan motivasi pada bawahan untuk melakukan tugas-tugasnya.
d.     Controlling (pengendalian) merupakan suatu aktivitas menilai kineerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. [5]
D.      Sifat dan tipe manajer
Beberapa sifat yang penting dan vital bagi seorang pemimpin menurut Terry (principles of management, hal 384) yaitu :
1.     Penuh energy, baik rohani maupun jasmani, dan dapat bergiat terus-menerus.
2.     Mempunyai stabilitas dalam emosi dan perasaan, artinya seorang pemimpin tidak boleh berprasangka, berpikir priori jelek tentang orang-orang-orang bawahannya.
3.     Mengetahui pengetahuan yang luas tentang huubungan manusia, karena pekerjaannya selalu berkaitan dengan orang.
4.     Keinginan untuk jadi pemimpin harus menjadi daya dorong yang muncul dari dalam dan tidak ada desakan dari luar.
5.     Mempunyai kemahiran dalam komunikasi.
6.     Mempunyai kecakapan mengajar, karena seorang pemimpin harus mampu memberi semangat dan memberi coontoh pada bawahannya.
7.     Mempunyai kemahiran dibidang sosial supaya terjamin kepercayaan dan kesetiaan dari pada orang-orangnya.
8.     Mempunyai kecakapan-kecakapan teknis, untuk merencana, menyusun organisasinya, mendelegasi kekuasaan, mengambil keputusan, mengawasi dan meneliti.
Tipe-tipe manajer menurut Terry ada 6 macam tipe yaitu:
1.     Kepemimpinan personal yaitu pemimpin mengadakan kontak langsung dengan bawahan. Dia dapat mengetahui setiap masalah yang dihadapi bawahan sehingga dia dapat segera memberikan petunjuk untuk menyelesaikan masalah. melalui kontak langsung pemimpin dapat menanamkan pengaruh dan ide-ide kepada bawahan sebab bawahan merasa diperhatikan, dibimbing dan diarahkan menuju kemajuan.
2.     Kepemimpinan Non-personal, pemimpin tipe ini dilakuukan melalui media non-pribadi seperti perintah tertulis, surt keputusan, dan pengumuman-pengumuman.
3.     Kepemimpinan otoriter, yaitu pemimpin yang merasa bahwa kekuasaan yang sah adalah miliknya, sehingga merasa berhak memerintah dan memindahkan orang lain.
4.     Kepemimpinan Demokratis, pemimpin ini ditandai dengan adanya partisipasi kelompok dalam menentukan tujuan dan pemnduan pemikiran-pemikiran untuk menentukan cara-cara terbaik dalam melaksanakan pekerjaan. Oleh karena itu, setiap pemikiran perorangan atau kelompok dihargai serta bersifat terbuka.
5.     Kepemimpinan kebapakan, kepemimpinan itu disebut dengan kepemimpinan parternalistik yang ditandai oleh suatu sikap pemimpin yang dalam memimpin bertindak sebagai bapak, yaitu sebagai pendidik, pengasuh, pembimbing dan penasehat dengan memperhatikan kesenangan dan kesejahteraan yang dipimpin.
6.     Kepemimpinan alamiah, pemimpin seperti ini timbul dengan sendirinya secara spontan, bukan karena pengangkatan yang diterima serta dituruti oleh orang lain. Kepemimpinan jenis ini sangat berpengaruh agar organisasi berhasil, manajemen harus memanfaatkan para pemimpin alamiah.  [6]


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Manajemen sebenarnya sudah ada dari masa lampau pada era 1400-an di kota Vanesia, Italia, yang pada masa itu merupakan pusat perdagangan dan perekonomian di benua Eropa. Manajemen sendiri berasal dari bahasa latin manus yang berarti “tangan” (Online Etymology), dalam bahasa italia maneggiare berarti “mengendalikan”, kemudian bahasa prancis management yang berarti “seni melaksanakan dan mengatur” (Oxford English Dictionary), sedangkan dalam bahasa inggris istilah manajemen berasal dari kata to manageyang berarti mengatur. Pengaturan yang dilakukan melalui proses aktivitas dan diatur berdasarkan urutan dan fungsinya dinamakan Manajemen. Jadi managemen itu suatu proses untuk mewujudkan keinginan yang hendak dicapai atau diinginkan oleh sebuah organisasi, baik organisasi bisnis, organisasi sosial, organisasi pemerintah dan sebagainya. Manajemen berfungsi sebagai perencanaan, pengorganisasian dan pengendalin.












[1]Stephen P. Robbins, Manajemen Edisi Sepuluh Jilid 1:Erlangga, Jakarta, 2010, Hlm 33-34
[2]Usman Effendi, Asas Manajemen: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, Hlm 33-34
[3]Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia: PT Bumi Aksara, Jakarta, 2000, Hlm 10-11
[4]Dr. H. Abdul Choliq, M,T. , M.A, Pengantar Manajemen: Ombak, Yogyakarta, 2014, Hlm 2-3
[5]Usman Efendi, Asas manajemen: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010,  Hlm 18-20
[6]Dr Panglaykim dan Drs Hazil, Manajemen Suatu Pengantar: Ghalia Indonesia, Jakarta Timur, 1960, Hlm 49-51





DAFTAR PUSTAKA

P. Robbins Stephen dan Coulter Mari, 2010, Manajemen Edisi Sepuluh Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Effendi Usman, 2011, Asas Manajemen, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hasibuan, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Choliq Abdul, 2014, Pengantar Manajemen, Ombak, Yogyakarta.
Effendi Usman, 2011, Asas Manajemen, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Panglaykim dan Hazil, 1960, Manajemen Suatu Pengantar, Ghalia Indonesia, Jakarta Timur.


Rabu, 29 November 2017

MAKALAH SEJARAH MSDM

Sejarah Perkembangan MSDM
Disusun Guna Memenuhi Tugas Tengah Semester
Dosen Pengampu: Bp. Abdul Choliq
DisusunOleh:
Ulya Anisa Unasecha (1601036119)




FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
20117

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada tahun 3000 SM, arsitek Mesir kuno berhasil mewujudkan karyanya berupa piramid cheops. Piramid itu terdiri atas 2.300.000 batu. Setiap batu berkisar setengah sampai dengan satu ton yang disusun rapi dan kokoh. Pembangunan piramid ini melibatkan ratusan ribu tenaga kerja. Tanpa adanya manajemen yang baik, piramid itu mustahil terwujud.
Jadi manajemen sebenarnya sudah ada sejak manusia ini ada. Hanya saja istilah manajemen baru muncul pada tahun 1886. Di Indonesia manajemen sudah dipraktikkan pada masa prasejarah. Adanya candi Borobudur pada abad ke-8 dan candi Prambanan pada abad ke-9 merupakan salah satu bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan di Indonesia.[1]
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan diera Globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang andal kegiatan perusahaan-perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok, sumber daya manusia yang akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Dalam era globalisasi ini, persaingan antar negara, kelompok dan individu akan semakin ketat.dalam persaingan ini seandainya umat isalm tidak dapat mengoptimalkan dirinya, maka peran sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini jelas tidak akan mampu diembannya.
Kita perlu mengingat kembali dan merenungi posisi serta kedudukan kita sebagai umat islam, yang disebut dalam Al-quran sebagai sebaik-baik umat. Secara spesifik Al-quran menggambarkan  karakteristik sumber daya manusia yang berkualitas ( ulul albab) dalam surah Al-Zumar: 17-18.  Sumber manusia yang berkualitas inilah yang dimaksud Al-quran dengan ulul albab yang telah dianugrahi hikmah oleh Allah.



D. Dalil Naqli Al-quran dan Hadist Tentang MSDM
A. Ayat-Ayat Yang Terkait
 Dengan ayat-ayat berikut kita dapat mengetahui bahwa dalam pembahasan mengenai sumber daya manusia Al-qur’an telah memberikan beberapa petunjuk dalam proses kehidupan dimuka bumi ini. Berikut merupakan ayat-ayat yang berkaitan mengenai sumber daya manusia:

1.     Surat Al-Baqarah ayat 30
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Dan (ingatlah) ketika tuhan-Mu Berfirman kepada Malaikat, “Aku hendak menjadikan Khalifah di bumi.” Meraka berkata, “apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfrman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (30)

2.Surat Al-Baqarah ayat 31
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“{Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya Berfirman, “sebutkan kepadaku nama (benda) ini, jika kamu yang benar.”
           
3. Surat Ar-Rum ayat 30
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُون 
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Surat Ar-Rum ayat 41
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”t

5. Surat Al-Hadid ayat 7

آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ (٧)
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan meinfakkannya (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar.

6. Surat Al-Mulk ayat 15
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

 Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al Mulk: 15).

7. Surat Al-Qashash ayat 77                
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S Al-qashas : 77)

            Kata  kunci adalah sebuah kata dalam ayat terkait yang dapat menjabarkan atau menjelaskan maksud dari ayat tersebut, sehingga kita dapat tahu arti dari ayat yang diturunkan tersebut. Berikut adalah pembahasan mengenai kata kunci dari ayat-ayat di atas:

1. Surat Al-Baqarah ayat 30
Wa idz qaala rabbuka lil malaa-ikati inni ja’ilun fil ardhi Khaliifah = Ketika tuhanmu bertitah kepada para malaikat, “Sesungguhnya aku akan menjadikan khalifah di bumi.” Hai muhammad, ingatkah kaummu bahwa Tuhan telah memberi tahu kepada para malaikat untuk menciptakan manusia sebagai pengganti kaum yang telah binasa; atau kaum yang terus menerus silih berganti; atau mengangkat seseorang petugas yang melaksanakan perintah Allah. Menurut pendapat sebagian ahli tafsir, firman Allah tersebut memberi pengertian bahwa sebelum adam (manusia) manusia diciptakan telah ada makhluk lain yang mendiami bumi. tetapi karena berbuat durhaka kepada Allah, mereka kemudian dibinasakan dan posisinya digantikan manusia.
Qaaluu ataj’alu fiihaa may yufsidu fiihaa wa yasfikud dimaa-a =  Para malaikat berkata: “apakah engkau jadikan di dalamnya orang yang membuat kerusakan dan menumpahkan darah?”Malaikat mengajukan pertanyaan, apakah tuhan akan menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi yang hanya akan melakukan kerusakan dan menumpahkan darah?
Wa nahnu nusabbihu bi hamdika wa nuqaddisu laka = Padahal kami mengakui kesucian Engkau dengan memuji dan mengkuduskan Engkau. Kata malaikat lagi, kami telah mensucikan Engkau dari segala yang tidak layak dengan keagungan-Mu, serta tidak putus-putusnya memuji Engkau atas nikmat yang telah Engkau curahkan kepada kami. Engkau telah membimbing kami kepada ibadat dan mensifati-Mu dengan sifat-sifat yang sesuai dengan kebesaran-Mu dan kami pun membersihkan diri dari perbuatan dosa.Ringkasnya, para malaikat seolah protes, mengapa makhluk manusia yang demikian keadaannya yang akan Kau jadikan khalifah di bumi, bukan kami yang telah terpelihara (bebas) dari kesalahan-kesaahan?
Qaala innii a’lamu maa laa ta’lamuun = Tuhan berfirman: “Sesunggunya aku maha tahu atas apa yang tidak kamu ketahui.”Aku menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi, karena Aku tahu kemaslahatan yang tidak kamu ketahui. Dalam rangkaian ayat ini, Tuhan menjelaskan bahwa segala perbuatan-Nya mengandung hikmah yang dalam, meskipun tersembunyi bagi malaikat. Dalam ayat ini ataupun ayat-ayat yang akan diterangkan kemudian mengungkapkan kisah penciptaan manusia.

2. Surat Al-Baqarah ayat 31
Wa ‘allamaa adamal asma-a kullahaa = Dan Allah mengajarkan Adam segala macam nama.Tampaknya jawaban Tuhan sebelumnya kurang memuaskan malaikat, oleh karenanya Tuhan langsung memperlihatkan hikmah penciptaan Adam sebagai khalifah di bumi dengan mengajarkannya macam-macam nama makhluk sekaligus. Yang dimaksud dengan segala macam nama adalah sesuatu, di mana dengan nama-nama itu, kita bisa mengenal pemilik nama. Yang dimaksud dengan ilmu dalam ayat ini adalah memahami segala yang diketahui. Kata-kata yang dipergunakan untuk meunjukkan sesuatu yang telah diketahui berbeda-beda, sesuai dengan bahasa dan istilah yang ditetapkan (disepakati) masing-masing golongan atau masyarakat.
            Tsumma ‘ara-dhahum ‘alal malaa-ikati = Kemudian mengajukan mereka (yang punya nama) kepada malaikat. Sesudah mengajarkan nama-ama itu kepada Adam, maka Tuhan dengan jalan ilham, memperlihatkan benda-benda itu ataupun yang lain kepada malaikat. Boleh jadi Tuhan mengajukan contoh-contoh makhluk, dan dengan contoh-contoh itu bisa diketahui nama benda-benda tersebut secara keseluruhan, termasuk tatanan-tatanannya.
            Fa qaala ambi-uuni bi asmaa-i haa-ulaa-i = Allah berfirman: “Terangkanlah kepada-Ku nama-nama mereka itu.”Tuhan memrintah para malaikat agar menjelaskan nama-nama benda itu dengan sesuatu yang bisa memberi pengertian untuk memperlihatkan kelemahan mereka, karena tidak mengetahuinya. Juga untuk menunjukkan bahwa memegang jabatan khalifah di bumi, mengelola dan menata urusan dan mengakkan keadilan, bisa dilakukan sesudah mengetahui tingkatan adat kebiasaan dan setelah mengetahui siapa yang ahli untuk jabatan itu.
            In kuntum shaadikiin = Jika kamu sekalian benar. Jika kamu meragukan, mengapa kekhalifahan di bumi diserahkan kepada manusia, dan jika
pandanganmu bahwa manusia tidak memiliki kemanfaatan dan tidak mempuyai
kelayakan untuk dijadikan khalifah itu memang benar, sedangkan di sisi lain kamu
sekalian merasa memiliki banyak ilmu maka jelaskan kepada-Ku tentang nama-nama makhluk itu yang lebih sulit daripada mengetahui sebab-sebab pengangkatan Adam sebagai khalifah di bumi. Dalam mengupas surat Al-Baqarah ayat 30 dan 31 ini, penulis memaparkan mengenai arti kekhalifahan mempunyai tiga unsur, yakni:
a. Manusia
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk lain yang ada dimuka bumi ini, manusia mempunyai sebuah akal pikiran yang sangat janggih untuk berpikir atas apa yang akan dilakukan. Namun walaupun manusia sudah dibekali dengan akal pikiran yang baik oleh Allah, tetap saja dalam melaksanakan kebutuhan hidupnya manusia tidak akan bisa terlepas dengan manusia lainnya, karena manusia diciptakan juga untuk saling mengenal satu sama lain, jadi dapat pula dikatakan bahwa kehidupa manusia juga bergantung dengan manusia yang lain untuk saling membantu, saling bergotog royong, maupun saling melakukan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Pada dasarnya akal yang diberikan oleh Allah mempunyai cara berpikir yang berbeda-beda ataupun karakter yang berbeda-beda dari setiap individunya, untuk itu semakin bertambahnya jumlah manusia di muka bumi ini maka banyak pula karakter-karakter baru bermunculan, dan jika sekian banyak orang ini berkumpul dalam satu tempat atau suatu daerah yang dimana di dearah tersebut tidak ada salah satu pihak yang menguasai (khalifah), maka manusia-manusia ini tidak akan bisa bersatu karena tidak dalam satu ide, satu gagasan, maupun satu tujuan, dan yang diperparah lagi akan dapat memicu terjadinya sebuah peperangan. Untuk itu perlu adanya seorang khalifah (pemimpin) untuk menyatukan berbagai macam karakter yang muncul dari pemikiran-pemikiran yang berbeda-beda pada setiap manusia tersebut. Seorang pemimpin dapat melindungi semua masyarakatnya dan mempersatukan semua masyarakatnya dari perbedaan-perbedaan pendapat, cara berpikir, maupun cara pandang untuk menghindari hal-hal yang memicu terjadinya perpecahan. Seorang pemimpin juga harus mampu melayani masyarakatnya secara adil, jujur, dan transparan. Berikut adalah sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin baik dari dari hati, pikiran, perkataan hingga tindakan.
1. lkhlas. Pemimpin yang ikhlas akan dekat di hati orang-orang yang dipimpinnya. la mendasari kepemimpinannya dengan rasa mencintai sesamanya serta sarana beribadah kepada Allah. Keikhlasan hatinya membuat ia tegar terhadap segala ujian. la tidak mengharapkan pujian, mengabaikan cacian, tidak pernah dendam. menjalankan kewajibannya yaitu melayani orang-orang yang dipimpinnya. Orang pun ikhlas dipimpin oleh pemimpin seperti ini.
2. Amanah & tanggung jawab. Pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab menyebabkan hak-hak semua anggota tim ditunaikan dengan baik. Rakyat akan mencintai pemimpin seperti ini.
3. Teguh pendirian. Pemimpin harus teguh pada kebenaran yang sesuai norma agama dan hukum masyarakat, Pemimpin tetap profesional dan tak tergelincir pada masalah KKN yang marak dewasa ini. Bukan hanya korupsinya, tapi juga kolusi dan nepotisme.
4. Sabar. Sikap ini selalu menguntungkan, tidak ada kata ruginya sama sekali. Berhadapan dengan berbagai ragam karakter orang yang harus dilayani menuntut kesabaran yang tinggi. Pemimpin yang penyabar mampu menangani setiap permasalahan dengan rasional.
5. Tidak sombong. Sifat ini dicintai Tuhan, disukai manusia, Pemimpin mestinya tidak tabu terhadap kritik, tidak gila hormat dan pujian. la tidak menerapkan prinsip aji mumpung, mumpung punya kuasa.
6. Berkata benar. Pemimpin yang tetap berkata benar walau dalam apa pun juga keadaannya. Orang yang jujur disukai (disegani) kawan dan lawan. Sekali berbohong, akan berbuntut kebohongan lainnya, sehingga akhirnya ia tidak akan mendapat kepercayaan dari orang Iain.
7. Cinta ilmu. Ilmu pengetahuan merupakan tonggak kepimpinan. Formalitas dunia bisnis masih mensyaratkan ijazah sebagai pengukur keilmuan seseorang. Karenanya pemimpin perlu terus mengasah dirinya dengan Imu, sesuai bidang
atau umum. Namun yang lebih penting sebenarnya ialah buah kepada ilmu yang dipelajari dalam bentuk keterampilan dan pengalaman.
8. Mahir berkomunikasi. Pemimpin harus mahir menggunakan bahasa untuk menimbulkan kesan positif atas hubungan khususnya antara pemimpin dan individu yang dipimpinnya. Bahasa komunikasi yang baik bisa membuat seorang pemimpin dipandang menarik walaupun mungkin penampilannya kurang menarik. Kala menghukum/mengritik nada bicaranya tidak terasa pedas dan menyakitkan, bahkan justru bisa mendorong semangat anak buahnya untuk memperbaiki diri. Pujiannya juga pas dan tulus.
9. Tepat janji. Jika sudah berjanji, sekecil apa pun itu, penting bagi seorang pemimpin untuk menepatinya agar semakin dipercayai dan disukai. Orang tidak akan ragu-ragu untuk terus memberi mandat kepada pemimpin yang selalu menepati janji. Pemimpin yang menabur janji-janji kosong akan membuat anggota tim kecewa dan memandang pemimpinnya tidak lagi punya integritas yang tinggi.
10. Berhati-hati. Berhati-hati dalam membuat keputusan atau berbicara menjadikan seseorang pemimpin dihormati. la selalu bertindak berdasarkan norma atau pemikiran yang jelas, serta menjauhi perkara yang meragukan (di wilayah abu-abu). Sikap ini disukai orang karena menunjukkan pemimpin tidak mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak yang punya maksud terselubung.
11. Mengutamakan kepentingan bersama. Pemimpin yang mengutamakan kepentingan bersama membuat hak-hak anggota tim terpenuhi dan tenang bekerja dan kehidupan sehari-hari. Mereka tambah cinta pada pemimpinnya yang memperhatikan kepentingan mereka melebihi dirinya sendiri.
12. Memahami dinamika zaman. Seorang pemimpin mengikuti suasana politik, ekonomi dan aspirasi pengikutnya. Kemampuan memahami keadaan dan menyesuakan diri dengan keperluan rakyat menjadikan pemimpin diterima orang.
13. Berwawasan jauh. Pemimpin yang berwawasan jauh senantiasa terencana dan terkontrol keputusan serta tindakannya. la tidak pernah berpikir jalan pintas serta sentiasa mempertimbangkan keuntungan jangka panjang bagi anggota timnya.
14. Antikorupsi. Sikap antikorupsi (zuhud) akan memagari seseorang dari tindakan mengambil atau menggunakan hak umum. Harta dan aset umum akan dipelihara dengan baik. Orang akan menyayangi, bahkan mengagumi pemimpin seperti ini.
15. Kuat sisi spiritualnya. Kekuatan spiritual akan mengontrol tingkah laku seseorang tetap positif dan produktif. Pemimpin konsisten dengan kebajikan dan menjauhi perkara yang merugikan orang.
Sungguh memang sangat berat beban, tugas, dan tanggung jawab seorang pemimpin. Mestinya jabatan pemimpin bukan sebagai bahan rebutan, tapi sebagai sebuah kewajiban yang harus dijalani dengan sungguh-sungguh, tanpa pamrih. Jika Anda sudah menjadi seorang pemimpin, sikap-sikap di atas harus terus ditingkatkan kualitasnya. Ini sebagai satu hal bahwa pemimpin itu artinya melayani bukan dilayani.



b. Alam
Allah telah menciptakan alam dengan semua isi kekayaan yang ada di dalamnya secara Cuma-Cuma untuk manusia. Banyak sekali kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk melangsungkan kebutuhan hidupnya. Alam mempunyai kontribusi yang sangat besar sekali dalam memenuhi kebutuhan menusia, di alam ini juga manusia bertempat tinggal, jadi alam ini lah rumah sementara manusia di bumi. Semua makhluk hidup yang Allah ciptakan kecuali Malaikat, Allah tempat tinggalkan di muka bumi ini. Untuk lebih lanjut mengenai alam, akan dibahas pada sub berikutnya tentang hubungan manusia dengan alam.
c. Hubungan antara manusia dengan alam
Di sinilah tugas seorang khalifah (pemimpin) adalah sebagai pengelola untuk memanfaatkan apa yang telah Allah sediakan di alam ini, dan di sini pula letak kecerdasan seorang pemimpin itu diuji, apakah dapat mengelola alam dengan baik atau justru malah merusakya. Alam semesta yang Allah ciptkan ini sangtlah kaya sekali akan barang-barang yang dapat dimanfaatkan, jika seorang
pemimpin dapat memanfaatkan alam ini dengan baik, maka pemimpin tersebut bisa dikatakan pemimpin yang cerdas, yang mampu mengelola alam ini dengan baik dan dapat membawa masyarakatnya untuk lebih maju. Namun sebaliknya jika seorang pemimpi tersebut tidak mampu mengolah alam ini, tidak mampu menjaga dan merawat alam ini, dan justru mengeksploitasi secara berhambur-hamburan tidak memanfaatkan sebagaimana mestinya, maka bencanalah yang akan timbul. Untuk itu manusia dapat memanfaatkan sebagaimana mestinya saja, untuk merawatnya dan  menjaganya. Dengan alam yang telah Allah sediakan untuk manusia ini, kita dapat menggali potensi-potensi yang ada di dalamya, seperti kekayaan dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan, dari tumbuh-tumbuhan pun ada yang di darat dan laut, hewan pun ada yang di darat dan di laut, bahan tambang mutiata, emas, perak dan yang lainnya. Benda-benda ini telah diberi nama oleh Allah seperti yang dijelaskan dalam surat Al-baqarah ayat 31, ”Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya.” Setelah Allah menjadikan Khalifah di muka bumi ini kemudian Allah mengajarkan kepada manusia segala macam nama makhluk yang belum manusia ketahui sejak itu, seperti. Yang dimaksud dengan segala macam nama adalah sesuatu, di mana denga nama-nama itu, kita bisa mengenal pemilik nama. Misalnya nama Allah, dengan nama itu kita bisa mengenal Allah dalam pikiran kita. Boleh juga dikatakan nama di sini berarti nama diri atau yang dinamai, begitu pula dengan nama benda-benda yang ada di atas. Allah menggambarkan bentuk segala makhluk dan memberinya nama. Dengan mengetahui nama-nama makhluk atau benda yang ada di bumi ini, seperti nama manusia, binatang, darat, laut, gunung, dan sebagainya. Manusia dengan kekuatan akalnya memiliki kemampuan yang sangat menakjubkan. Kenapa demikian? Hal ini merupakan sebagian tanda hikmah Allah yang sangat nyata, manusia dapat mengolah kemampuan kecerdasannya dengan menggali ilmu yang tidak terhingga. Dengan ilmu yang tidak terhingga tersebut manusia mampu mengolah dan mengelola alam, menggali deposito dari perut bumi, dan menciptakan berbagai macam inovasi barang yang kemudian dapat dijadikan sumber pendapatan bagi setiap individu maupun kelompok. Pengelolaan itu dapat berupa mengubah kondisi bumi, tanah kering tandus menjadi tanah subur, tanah berbukit belukar menjadi tanah datar yang bisa dtanami. Bisa meningkatkan kualitas tumbuh-tumbuhan dan hewan ternak, selain mampu menguasai laut, darat, dan udara, sehingga kesemuanya dapat memberikan manfaat yang lebih besar dan memenuhi kebutuhan hidup manusia, jika kebutuhan manusia tercapai maka masyarakat pun  akan sejahtera. Dengan hal ini, kemajuan suatu daerah pun akan dapat tercapai jika pemimpin mampu melakukan pengelolaan alam dengan baik. Inilah tugas kita semua, Allah mengangkat manusia sebagai khalifah tidak akan ada artinya jika tidak disertai dengan adanya penugasan.

3. Surat Ar-Rum ayat 30
Fa aqim wajhaka lid diini haniifan = luruskanlah pandanganmu terhadap agama Allah dengan sepenuh hati. Apabila kebenaran dapat mengalahkan syirik, maka hadapkanlah mukamu kepada agama yang lurus dan hindarilah semua macam kesesatan. Perintah ini pada mulanya ditunjukkan kepada Nabi saw. Yang dengan sendirinya merupakan peringatan yang harus ditaati oleh umat muslim seluruhnya.
Fithratallaahil latii fa-tharan naasa ‘alaihaa = dan berpegang eratlah kepada fitrah Allah, yang dengan fitrah itu manusia diciptakan. Tabiat yang telah difitrahkan oleh Allah pada diri manusia adalah tabiat mengakui adanya Allah yang Esa, yang dapat dipahami oleh akal yang sehat. Allah menciptakan manusia mempunyai fitrah dan tabiat menerima kepercayaan (paham) tauhid dan mengakuinya. Sebenarnya, kalau manusia ini dibiarkan berpedoman kepada akalnya dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor luar, maka tentulah dia akan memilih agama Islam menjadi agamanya. Sebab islamlah agama fitrah dan tabiat, agama yang menghargai akal.
Laa tabdiila li khalqillaahi = tidak ada perubahan terhadap tabiat yang telah diciptakan oleh Allah (agama Allah). Pegang teguhlah fitrah Allah yang menjadi tabiat manusia dan janganlah kamu mengganti tabiatmu, dengan mengikuti bisikan-bisikan setan yang mempengaruhi jiwamu.
Dzaalikad diinul qayyimu = itulah agama yang lurus. Apa yang diperintahkan oleh Allah untuk mengesakan Dia, itulah agama yang lempang, yang lurus, agama fitrah: agama Islam.
Wa laakinna aktsaran naasi laa ya’lamuun = tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.Tetapi kebanyakan manusia, karena tidak memahami keterangan-keterangan yang dikemukakan oleh Allah, maka mereka tidak mengetahui hal yang demikian itu. seandainya mereka mengetahuinya, tentulah akan menurut dan tidak menghalangi manusia lain bersuluh dengan nur atau cahaya Ilahi.[2] Melalui ayat diatas, Allah mengarahkan kalam-Nya kepada Nabi Muhammad saw. Kata ) فاًقم و جهك  ) fa aqim wajhaka / hadapkanlah wajahmu, yang dimaksud adalah perintah untuk mempertahankan dan meningkatkan upaya menghadapkan diri kepada Allah, secara sempurna karena selama ini kaum muslimin apalagi Muhammad saw telah menghadapkan wajah kepada tuntunan agama-Nya. Kata kunci dari ayat ini tertuju pada kata (فطرةfithrah, terambil dari kata fathroha yang berarti mencipta. Sementara pakar menambahkan, fitrah adalah “mencipta sesuatu pertama kali/tanpa ada contoh sebelumnya”. Dengan demikian kata tersebut dapat juga dipahami dalam arti asal kejadian, atau bawaan sejak lahir. Kata yang digunkan ayat ini menunjuk kepada keadaan atau kondisi penciptaan itu, sebagaimana disyaratkan juga oleh lanjutan ayat ini yang menyatakan “yang telah menciptakan manusia atasnya”. Berbeda-beda pendapat ulama tentang maksud kata fitrah pada ayat ini. Ada yang berpendapat bahwa fitrah yang dimaksud adalah keyakinan tentang keesaan Allah swt. Yang telah ditanamkan Allah dalam diri setiap insan. Dalam konteks ini sementara ulama menguatkanya dengan hadits Nabi saw. Yang menyatakan bahwa: “ semua anak yang lahir dilahirkan atas dasar fitrah, lalu kedua orang tuanya menjadikannya menganut agama Yahudi, Nasrani atau Majasi. Seperti halnya binatang yang lahir sempurna, apakah kamu menemukan ada anggota badanya yang terpotong, kecuali jika kau yang memotongnya? (tentu tidak)” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan lain-lain melalui Abu Hurairah). Mengutip terlebih dahulu pendapat pakar tafsir Ibn ‘Athiyah yang memahami fitrah sebagai “keadaan atau kondisi penciptaan yang terdapat dalam diri manusia yang menjadikannya berpotensi melalui fitrah itu, mampu membedakan ciptaan-ciptaan Allah serta mengenal Tuhan dan Syariat-Nya”. Fitrah manusia adalah apa yang diciptakan Allah dalam diri manusia yang terdiri dari jasad dan akal (serta jiwa). Manusia berjalan dengan kakinya. Mengambil kesimpulan dengan mengaitkan premis-premis adalah fitrah akliahnya. Selain ayat-ayat terkait diatas adapula ayat pendukungnya diantaranya :

1. Surat Ar-Rum ayat 41
Zhaharal fasaadu bil barri wal bahri bi maa kasabat aidin naasi li yudziiqahum ba’dhal la-dzii ‘amiluu la ‘allahum yarji’uun = telah nampaklah kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh dosa-dosa yang dilakukan manusia, supaya mereka merasakan sebagian ganjaran (hukuman) atas perbuatan mereka. Mudah-mudahan mereka kembali kepada kebenaran. Ketika manusia belum tamak kepada harta (menjadi materialis) dan belum musyrik dengan kemewahan dunia, maka dunia ini penuh dengan kebajikan dan kejayaan, keamanan dan ketentraman.[3] Pada mulanya, manusia hidup pada kebahagiaan sampai kemudian timbul rasa dengki dan tamak, yang dilahirkan dalam berbagai corak. Maka Allah mengutus Nabi-nabi-Nya untuk menyampaikan keterangan yang menggembirakan dan menyampaikan peringatan, selain untuk menentukan hukum diantara manusia dalam segala hal yang mereka perselisihkan. Karena itu, timbullah pertarungan antara yang hak (benar) dan yang batal. Allah juga menyiksa orang-orang yang durhaka dan membinasakan umat yang ingkar. Dia mencabut keberkatan dari manusia dan menyiksa mereka dengan mendatangkan bencana yang memusnahkan hati dan jiwanya, sehingga mereka kembali kepada kebenaran. Kata ( ظهر ) zhahara pada mulanya berarti terjadinya sesuatu dipermukaan bumi. Sehingga, karena dia dipermukaan, maka menjadi nampak dan terang serta diketahui dengan jelas. Lawannya adalah ( بطن ) bathana yang berarti terjadinya sesuatu di perut bumi, sehingga tidak nampak. Kata zhahara pada ayat diatas dalam arti banyak dan tersebar. Ayat diatas menyebut darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasad itu. ini dapat berarti daratan dan lautan menjadi arena kerusakan, misalnya dengan terjadinya pembunuhan dan perampokan di kedua tempat itu, dan dapat juga berarti bahwa darat dan laut sendiri telah terjadi kerusakan, ketidakseimbangan serta kekurangan manfaat. Dosa dan pelanggaran (fasad) yang dilakukan manusia, mengakibatkan gangguan keseimbangan di darat dan di laut sebaliknya, ketiadaan keseimbangan di darat dan di laut mengakibatkan siksaan kepada manusia demikianlah pesan ayat di atas. Semakin banyak kerusakan terhadap lingkungan, semakin besar pula dampak buruknya terhadap manusia.[4]

2. Surat Al-Hadid ayat 7
Aaminuu billaahi wa rasuulihii = Berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Akui keesaan Allah dan benarkanlah Rasul-Nya. Jika kamu sudah beriman tingkatkanlah keimananmu.
Wa anfiquu mim maa ja’alakum mutakh-lafiina fiihi = Serta nafkahkanlah sebagian harta yang Allah menakdirkan kamu menguasainya. Belanjakanlah sebagaian hartamu di jalan Allah. Harta itu berada di tanganmu adalah sebagai barang pinjaman. Dahulu, harta-harta itu di miliki oleh orang-orang sebelummu dan sekarang telah berpindah ke tanganmu, tetapi kelak akan berpindah pula kepada orang lain. Oleh karena itu pergunakanlah hartamu dalam pekerjaan-pekerjaan taat agar kamu tidak menghadapi hisab yang pait di akhirat kelak. “Jalan Allah” adalah segala kebajikan yang manfaatnya kembali padamu, kepada tanah air, bangsa dan agamamu. Ingatlah, bahwa kamu adalah khalifah-khalifah Allah untuk memelihara harta itu. Kamu telah mewarisinya dari orang orang yang sebelummu dan bakal di warisi lagi oleh orang-orang yang datang sesudah kamu.[5]
Fal la-dziina minkum wa anfaquu lahum ajrun kabiir =  Maka, orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan hartanya akan memperoleh pahala besar. Orang-orang yang beriman di antara kamu dan membelanjakan sebagian harta mereka di jalan Allah akan memperoleh pahala yang besar. Di akhirat mereka melihat kemuliaan yang belum pernah tergores di hatinya di dunia ini. Setelah ayat-ayat yang lalu menegaskan penciptaan dan kuasa Allah atas segala sesuatu di alam raya dan ketercakupan pengetahuan-Nya menyangkut segala yang lahir maupun yang batin, yang kesemuanya menunjukkan kewajaran-Nya untuk dipatuhi, maka ayat di atas menguraikan konsekuensi dari hal-hal tersebut dengan menyatakan: berimanlah kamu semua kepada Allah dan Rasul yang di utus-Nya dalam menyampaikan tuntunan-tuntunan-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari apa yakni harta atau apapun yang Dia yakni Allah titipkan kepada kamu dan telah menjadikan kamu berwewenang dalam penggunaan-Nya selama kamu masih hidup. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan berinfak walau sekedar apapun, selama sesuai dengan tuntutan Allah, bagi mereka pahala yang besar. Kata (مستخلفينmustakhlafin penulis terjemahkan dengan berwewenang. Dari akar kata yang sama ini lahir kata (خليفةkhalifah yakni penguasa yang berwewenang mengelola sesuatu. Mustakhlaf adalah yang diberi wewenang. Penyusun Tafsir al-Muntakhab menjelaskan dengan kata Dia titipkan kepada kamu. Memang kata Mustakhlafin terambildari kata (خلفkhalf yang berarti belakang atau siapa yang datang sesudah yang lain datang. Atas dasar itu al-Jalalain misalnya, menjelaskan kata tersebut dengan menyatakan bahwa yang di maksud adalah harta orang-orang sebelum kamu dan yang kamu akan di gantikan yakni dalam kepemilikan atau wewenang pengelolaannya oleh siapa yang datang sesudah kamu. Thabathaba’i mengemukakan dua kemungkinan makna. Salah satu di antaranya adalah merujuk kepada kata khalifah itu. ulama itu menulis bahwa jika makna ini yang diterima, maka penggunaan redaksi tersebut untuk menjelaskan keadaan manusia yang sebenarnya, dan ini pada gilirannya akan mendorong mereka berinfak, karena jika mereka sadar bahwa harta adalah milik Allah dan mereka ditugaskan menjadi khalifah atas harta itu yakni wakil-wakil dari sisi Allah dalam menggunakan sesuai tuntunan-Nya, maka akan terasa mudah bagi mereka menginfakkannya. Dalam konteks menginfakkan harta, Rasul Saw. mengingatkan bahwa tidak ada yang menjadi milik putra putri Adam, kecuali apa yang dia makan hingga habis, apa yang dia pakai hingga lapuk dan apa yang dia sedekahkan sehingga menjadi kekal baginya (di akhirat nanti) HR Muslim, at-Tirmidzi dan an-Nasa’i melalui Mutharraf dari ayahya.
           
3. Surat Al-Mulk ayat 15                                                           “Manakibiha”     dalam ayat di atas ada tiga tafsiran, yaitu:
a. Jalan, sehingga maknanya, “Maka berjalanlah di segala jalan.” Ini adalah   
    pendapat Ibnu ‘Abbas dan Mujahid.
b. Gunung, sehingga maknanya, “Maka berjalanlah di setiap gunung.” Jika
    gunung saja mampu ditempuh, maka lebih-lebih daerah yang rendah di
    bawahnya. Ini adalah pendapat Ibnu ‘Abbas lainnya, pendapat Qotadah dan Az Zujaj.
c. Penjuru, sehingga maknanya, “Maka berjalanlah di setiap penjuru bumi.” Ini adalah pendapat Maqotil, Al Farro’, Abu ‘Ubaidah, dan Ibnu Qutaibah. Makna inilah yang dipakai oleh terjemahan DEPAG RI.

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di menjelaskan ayat di atas, “Sesungguhnya Allah yang menundukkan bumi bagi kalian agar kalian bisa memenuhi berbagai kebutuhan (hajat) kalian.” Ini menunjukkan nikmat Allah dengan memberikan segala kemudahan bagi setiap manusia. Maka Allah-lah yang pantas dipuji dan disanjung. Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi maksudnya adalah Dialah Allah yang menundukkan bumi untukmu agar kamu dapat memperoleh kebutuhanmu, seperti menanam, membangun, menggarap dan jalan-jalan untuk menyampaikan ke negeri yang jauh. Dalam surat Al-Mulk ayat 15 di atas juga menunjukkan disyariatkannya berjalan di muka bumi untuk mencari rizki dengan berdagang, bertani, dsb. Ini menunjukkan bahwa tawakkal bukan berarti meninggalkan kerja dan usaha. Maka jelajahilah di segala penjurunya Untuk mencari rezeki. dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya.
B.    Hadist-Hadist Yang Terkait
عن ابى هريرة : ان رسول الله صلعم قا ل : كل مول د يولد على الفطرة فابوه يهودانه وينصرانه ويمجسانه (روه البخار)  

Setiap manusia yang lahir, lahir di atas fitrah "Tauhid", namun kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, nashrani atau majusi).
Keterangan tsb adalah sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dalam hadits riwayat Bukhari & Muslim.
Fitrah dalam keterangan hadist tsb adalah Suci "tanpa dosa sedikit pun" dan status si bayi dalam keadaan Islam.
اذ اردت انتفعل امرا فتدبر عا قباته وان كا ن خير فامض وان كان شرا فا نته
            “Jika kamu ingin melakukan perbuatan atau kegiatan, maka pertimbangkan akibatnya. Apabila baik lanjutkanlah, dan apabila buruk menjauhlah.” (H.R. Ibnul Mubarok).



DAFTAR PUSTAKA

Husaini ustman, Manajemen, (Jakarta Timur:PT Bumi Aksara)2013
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati), 2002
Teuku Muhammad Hasby ash-Sshieddiqy, Tafsir Al-quran Majid An-nur, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra), 2000



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Seorang manusia atau pemimpin harus mempunyai ilmu untuk kepentingan dirinya sendiri maupun kepentingan orang banyak. Apabila seseorang tidak mempunyai ilmu, maka tidak bergunalah manusia itu, untuk itu kita sebagai manusia yang diberi akal pikiran oleh Allah, seyogyanya kita dapat belajar, dapat menggali sebanyak-banyaknya ilmu-ilmu yang telah disediakan oleh Allah. Al-qur’an sebagai pedoman hidup manusia, kita dituntut untuk berperilaku sesuai dengan ketentuan syariatnya. Apabila dalam proses perjalanan hidup di dunia kita tidak mempunyai bekal ilmu, maka jangan harap akan mendapatkan kehidupan yang layak di akhirat kelak. Begitu pentingnya sebuah ilmu untuk menjadi petunjuk kita di dunia maupun di akhirat.
 Manusia belum mampu memanfaatkan kekayaan alam dengan baik, kenapa bisa dikatakan demikian? Karena pemanfaatan yang dilakukan manusia saat ini adalah pemanfaatan yang sifatkanya serakah. Hasil dari potensi alam tersebut di ambil sebanyak-banyaknya dan hanya dikuasai oleh kaum-kaum penguasa saja, hasilnya tidak dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Hal ini disebabkan karena manusia tidak mengetahui ilmu untuk memelihara alam dengan baik karena manusia tidak mau belajar dan tidak mau mendengarkan titah Allah yang ada dalam Al-qur’an. Akibatnya manusia nantinya akan menerima sanksi dari Allah atas dosa-dosa yang telah diperbuatnya. Penyebab dari kerusakan alam adalah manusia itu sendiri, manusia tidak berpikir lagi atas perbuatan yang dilakukannya yang nantinya dapat menimbulkan kerusakan dari pemanfaatan alam yang sifatya serakah tersebut. Dari potensi alam yang dikelola oleh kaum penguasa yang hasilnya hanya untuk kepentingan pribadi tersebut, tidak untuk kepentingan masyarakat luas, akibatnya banyak sekali masyarakat yang tidak sejahtera, dan kemiskinan dan kelaparan akan menimpa masyarakat.
B.    Kritik dan Saran

Dalam penulisan makalah ini semoga dapat menambah wawasan bagi seluruh Mahasiswa khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam usahanya, dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah ini,



 “Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.(QS. Al Mulk: 15) Ibnul Jauzi menafsirkan, “Kalian akan dibangkitkan dari kubur-kubur kalian. Hal ini menunjukkan adanya hari berbangkit dan hari pembalasan. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan penjelasannya adalah Yakni setelah kamu berpindah dari tempat yang Allah jadikan sebagai ujian dan sebagai penyambung untuk melanjutkan ke negeri akhirat, maka kamu akan dibangkitkan dan dikumpulkan kepada Allah untuk diberi-Nya balasan terhadap amalmu yang baik dan yang buruk. Ayat ke lima belas ini menjelaskan bahwasnya apa yang diciptakan di bumi ini aquntuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Penciptaan berbagai macam jenis makanan, minuman, cuaca, panas, dingin, hujan, dan lainnya, semua ini diciptakan untuk memudahkan kehidupan manusia di bumi ini. Allah lah yang telah menjadikan bumi ini tunduk ke bawah keinginanmu, dan kamu dapat memanfaatkan segala isinya. Allah pula yang menciptakan mata air di muka bumi agar kamu dapat mempergunakannya untuk  binatang-binatang ternakmu dan tanaman-tanamanmu. Oleh karena itu berjalanlah kamu keseluruh plosok bumi untuk mencari rezeki dan transaksi dagang serta makanlah apa yang telah diwujudkan Allah di bumi.Kepada Allah tempat kembalimu pada hari kiamat. Oleh karena itu, hendaklah diyakini bahwa kamu berdiam di dunia dan makan rezeki yang diberikan oleh Allah hanyalah untuk sementara. Karena itu, jangnlah kamu menyangkal kebenaran dan janganlah kamu mengerjakan maksiat dan durhaka.





[1] Husaini ustman, Manajemen, (Jakarta Timur:PT Bumi Aksara), Hal. 31
[2] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati), Hal. 53
[3] Ibid., Hal. 3183
[4] Ibid., Hal. 76
[5] Teuku Muhammad Hasby ash-Sshieddiqy, Tafsir Al-quran Majid An-nur, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra) Hal. 4106-4107

MAKALAH MSDM

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Banyak sumber mengenai istilah manajemen secara etimologis, diantaranya istilah manajemen bera...